Kota Jogjakarta menjadi tujuan wisata karena terkenal akan seni dan budayanya. namun, banyak wisatawan yang datang ke Jogja, juga berwisata kuliner. Salah satu sudut kota Jogja yang banyak dikunjungi adalah pasar bringharjo. Tidak hanya menjual batik dan pernakpernik khas Jogja, wisatawan juga dimanjakan dengan pedagang makananan disepanjang koridor depan pasar tertua di Jogjakarta tersebut. Satu yang paling menarik adalah ibu Sumirah, pedagang makanan yang sudah berjualan sejak tahun 1971, yang berjualan nasi rames, nasi pecel, bakmi capjay, ditimur pintu masuk.
Ibu Sumirah berjualan setiap hari mulai dari jam 3 sampai jam8 malam, namun kalau waktu sepi biasanya ia tutup jam8 malam, sedangkan pada saat rame bisa sampai malam. Ia menjajakan dagangnya 4000 per porsi, tetapi tergantung juga permintaan pembeli. Modal awal yang dipergunakan ibu sumirah untuk berjualan sekitar 300 ribu terggantung jualnya. Yang berkunjung orang banyak dan bermacam-macam sesuai siapa saja yang berkunjung di pasar bringharjo, bila tidak habis daganganya seperti sayur -sayuran biasanya dibuang, sedangkan lauknya akan dipanasin lagi atau mungkin akan dijual kembali besuk. Suka dukanya ibu sumirah berjualan,sukanya bila dagangannya habis, dan dukanya bila dagangan tidak habis, dagangan masih banyak atau rugi, cara mengatasi rugi itu ibu Sumirah menambahkan modal untuk belanja. Ibu Sumirah sudah berkeluarga mempunyai 3 anak dan mempunyai 4 orang cucu.
Berjualan di koridor pasar bringharjo ternyata juga ada retribusi satu kotak 400 rupiah untuk kebersihan, perbedaan kotak panggul 5000 perhari, gerobak 15000 per bulan. Dagangan ibu Sumirah selalu ia bawa pulang namun gerobaknya dititipkan. Bila hujan ibu sumirah tidak langsung menutup dagangnya, ia menggunakan penutup diatasnya agar tidak kehujanan. Banyak pembeli yang rewel saat membeli, seperti ada yang minta ini, minta itu kadang juga tidak jadi membeli. Tetapi ibu Sumirah tetap sabar melayani dan menunggu pembeli.
Ciska Permatasari/153080200